Penjelasan mengenai Vanity Lighting
Bathroom selfie atau swafoto di depan cermin toilet menjadi tren yang sering ditemukan di media sosial. Toilet mall atau hotel sering kali menjadi tempat untuk pamer gaya selfie ini. Pencahayaan yang bagus menjadi salah satu alasannya. Lalu, bagaimana pengaruh pencahayaan dengan penampilan? Yuk kita bahas satu per satu!
Sebelum membahas lebih jauh, kita perlu tahu apa itu vanity lighting. Vanity lighting atau pencahayaan vanity adalah pencahayaan yang bertujuan untuk mendukung aktivitas berdandan atau bersolek. Umumnya, pencahayaan ini berada di area cermin. Vanity lighting sering kita temukan di cermin wastafel toilet, meja rias, ruang dandan model, dan case make up artist.
Nah, sebenarnya apa saja sih yang diharapkan ketika kita memasang vanity lighting. Berikut kriteria vanity lighting yang harus dipenuhi:
A. Pencahayaan yang bisa membuat kulit terlihat lebih bagus
Ketika bercermin kita ingin kulit terlihat bagus dan tidak kusam, sehingga kualitas warna berperan dalam hal ini. Warna yang terpantul pada cermin semestinya mendekati warna asli.
Untuk mencapai hal tersebut, faktor utama yang harus dipastikan yaitu memilih sumber cahaya dengan nilai Color Rendering Index (CRI) yang tinggi, disarankan di atas CRI 95. CRI adalah ukuran untuk menilai seberapa mendekati sumber cahaya dapat menunjukkan warna asli dari obyek. Rentang nilai CRI untuk lampu dari 0-98 dan nilai CRI tertinggi ada pada cahaya matahari (daylight) yaitu 100.
Selain itu, pemilihan temperatur warna lampu juga perlu diperhatikan. Mayoritas warna kulit orang Indonesia adalah kuning kecoklatan. Temperatur warna untuk pencahayaan vanity yang dipilih sebaiknya warna hangat (warm temperature) yang berada dalam rentang 3000 – 3500 K. Sebaliknya, orang barat kebanyakan memiliki warna kulit putih pucat, sehingga membutuhkan pencahayaan yang sangat warm (2700 K) untuk menambahkan rona kemerahan di wajahnya.
B. Pencahayaan yang merata di wajah
Ketika bercermin atau touch-up make up di toilet, kita ingin semua bagian wajah kita terlihat. Kita tidak ingin hadirnya bayangan karena dapat mengganggu aktivitas tersebut. Permukaan wajah perlu mendapatkan pencahayaan yang merata.
Dengan demikian, dibutuhkan pencahayaan pada bidang vertikal (vertical illumination), yaitu pencahayaan diffuse yang jatuh bidang vertikal, dalam hal ini wajah. Pencahayaan vertikal dipasang tegak lurus dengan bidang yang disinari, contohnya dengan memasang sumber cahaya di sekeliling cermin.
Jika memungkinkan, hindari hanya mengandalkan sumber cahaya dari atas karena dapat menimbulkan bayangan pada wajah. Apabila terpaksa hanya dapat menggunakan satu downlight, maka pilihlah downlight dengan sudut cahaya yang lebar atau yang dapat diarahkan (adjustable). Arahkan cahaya ke cermin agar pantulan cahaya jatuh ke wajah dari arah depan, bukan dari atas.
C. Pencahayaan yang membuat wajah terlihat jelas
Seberapa terang sumber cahaya juga mempengaruhi look wajah kita. Bayangkan di dalam ruangan yang redup, detail atau make-up di wajah kita tidak akan terlihat dengan baik. Tingkat kecerahan (brightness) dari sumber cahaya sebaiknya memadai. Belum ada aturan standar yang tertulis untuk vanity lighting, akan tetapi salah satu operator hotel internasional mensyaratkan 600 lux di bidang vertikal wajah (dihitung 30 cm dari sumber cahaya).
Dapat dikatakan kualitas pencahayaan suatu tempat dapat dilihat dari pencahayaan toiletnya. Maka tidak heran ketika menemukan penampilan kita OK di bawah pencahayaan yang bagus, spontan langsung jepret foto dan jadilah bathroom selfie 😁✨
Simak pembahasan menarik mengenai lighting lainnya seperti lighting di bandara, ruang kerja, dan hotel di Luminapedia. Stay tuned!