Follow
Don't be left behind

Enter your email address to subscribe and receive notifications of new posts by email.

Facade Lighting Hotel Kokoon Banyuwangi

Project Review Hotel Kokoon Banyuwangi

Facade lighting merupakan wajah pertama yang menjadi ciri dari sebuah bangunan. Mengangkat tema Omah Jawa, facade lighting pada hotel Kokoon Banyuwangi hadir seolah menyambut pengunjung dengan kehangatan dan keramahtamahannya. Pengunjung disambut dengan facade lighting yang simple namun unik.

Artikel kali ini khusus akan membahas lighting pada fasad. Pembahasan lengkap mengenai lighting Hotel Kokoon Banyuwangi lainnya seperti pada area drop-off, balai bengong, ruang sirkulasi, lobby, landscape, kamar, dining room, dan ballroom ada CAST #1 disimak di youtube Luminapedia.

Konsep Lighting

Apa yang terbesit ketika mendengar kata Omah? Banyak yang hal yang bisa dikaitkan dengan Omah seperti tempat pulang, tempat kembali, rumah dan lain-lain. Pada proyek ini penggunaan kata Omah sengaja dipilih untuk mengangkat karakter rumah di mana lokasinya ada di Jawa Timur dan desain arsitekturnya yang menggunakan aksen-aksen Jawa, seperti desain atap Joglo di area drop-off. Oleh karena itu, dengan menggunakan kata Omah harapannya suasana Jawa lebih terasa.

Bentuk atap Joglo di bagian depan dan bangunan bertingkat di belakang. Photo by Kokoon Hotel Banyuwangi

Facade Lighting

Desain arsitektur fasad dibentuk oleh balkon menonjol ke depan pada beberapa kamar. Balkon-balkon tersebut membentuk pola diagonal yang menarik. Pola yang menyerupai anyaman dan motif batik ini menjadi ide dasar dalam mendesain pencahayaan fasad.

Balkon selang-seling membentuk pola yang menarik. Photo by Kokoon Hotel Banyuwangi
Detail lampu pada balkon menggunakan linear strip LED. Lighting design and photo © Lumina Group

Desain lighting fasad dibuat terintegrasi dengan desain arsitektur dengan cara menambahkan lampu pada balkon. LED linear strip dipilih untuk menciptakan pencahayaan yang terdistribusi rata pada permukaan dengan menggunakan fixture lighting sekecil mungkin. Di sisi lain, LED linear strip murah, mudah ditemukan, dan pemasangannya juga gampang. Konsekuensinya,diperlukan penambahan detail pada balkon dengan ukuran 20 cm x 12 cm x 7 cm untuk dudukan LED linear strip.

LED linear light. Photo via Acclaim Lighting
Aluminium bracket 45 degree. Photo via Inlite

Instalasi lighting tersebut kemudian ditambahkan aluminium bracket 45 degree dan acrylic cover untuk mendapatkan cahaya yang halus. Selain itu, acrylic cover berguna untuk menahan LED linear strip tetap pada tempatnya sehingga cahaya yang keluar tidak berantakan.

LED linear light dipasang di bawah balkon kamar membentuk garis-garis. Photo © Abdi Ahsan
Facade lighting menyerupai anyaman dan motif batik parang rusak. Photo ©  Abdi Ahsan

Hasilnya, muncul garis-garis diagonal pada lighting fasadnya. Jika diperhatikan kembali bentuk ini menyerupai pola berulang pada motif batik Jawa seperti parang rusak, sehingga kesan indegenous lebih terasa di Hotel Kokoon Banyuwangi ini. Jadi apa yang terlihat pada siang hari tidak jauh berbeda pada saat malam hari.

Gambar 3D render pencahayaan fasad dan foto lapangan pada waktu maghrib. Lighting design and photo © Lumina Group

Dengan pemahaman dan analisis yang dalam mengenai karakter bangunan menghasilkan aplikasi lighting yang sederhana dan menyatu dengan elemen arsitektur. Jadi, tidak hanya sebagai penerang, tetapi lighting juga memperindah dan menajamkan desain arsitektur yang sudah ada.

Cast #1 with Ami 01 – Kokoon Hotel by Ahmad & Azel

Yuk simak mengenai pembahasan lighting lainnya di youtube Luminapedia:

Oiya, ada juga pembahasan tentang pengalaman kunjungan langsung ke Hotel Kokoon Banyuwangi di CAST episode lain lho, di sini.

Artikel mengenai contoh desain lighting yang terintegrasi dengan desain arsitektur lainnya dapat dibaca di sini.

Total
0
Shares
Previous Article

Invitation to Lighting Seminar

Next Article

Join The Lighting Design Course

Related Posts
Total
0
Share