Hasil survei dari desainer interior mengenai kesalahan interior lighting dan tips dari sisi lighting designer.
Artikel ini merupakan bagian terakhir dari pembahasan kesalahan dan tips interior lighting. Part – part sebelumnya telah membahas berbagai topik antara lain, lighting grid, komposisi, dan teknik layering (dapat dibaca pada Part 1 dan Part 2). Uraian kesalahan ligthing yang dicantumkan pada seri artikel ini berdasarkan pendapat para desainer interior terkenal yang dilansir dari laman desainer Interior Emily Henderson. Berikut empat poin terakhir kesalahan lighting dan tentu tidak ketinggalan dengan tipsnya.😉
8. Tidak mempertimbangkan lighting design dari awal
Kesalahan umumnya yaitu mengesampingkan lighting atau tidak melibatkan lighting design dari awal perencanaan. Pencahayaan yang kurang tepat dapat membuat suasana ruangan yang ingin diciptakan tidak tercapai. Sebagai contoh, di bawah ini terdapat ruangan dengan desain yang mewah. Ruangan tampak terang namun, suasana mewah yang terbangun dari material interior tidak terasa. Suasana/ambience ruangan terlihat distant dan hanya sekedar terang saja.
💡 TIPS LIGHTING DESIGNER: Masukan lighting dalam perencanaan
Lighting bukan hanya berfungsi sebagai penerang saja, lebih dari itu lighting dapat membangun suasana/ambience ruangan. Suasana ruangan yang dirasakan pada malam hari diharapkan semestinya sama seperti pada saat siang hari. Hadirnya lighting design dapat menciptakan suasana dengan memainkan “perbedaan terang” dari lapisan-lapisan cahaya. (Lihat penjelasan teknik layering pada Part 1 dan Part 2)
Perhatikan perubahan suasana pada gambar setelah adanya lighting design. Pada gambar sebelah kanan ruangan menjadi lebih hidup, elemen interior seperti sofa, piano, dan shelves terlihat menarik dengan sorot cahaya. Secara keseluruhan suasana mewah tampak terasa dibandingkan gambar sebelah kiri.
Menambahkan lighting itu sama saja dengan menambahkan elemen lain ke dalam ruangan. Seperti halnya elemen interior lainnya, lighting juga seharusnya dilibatkan dalam perencanaan, bukan hanya bentuk lampunya saja tetapi juga karakter cahaya keluarannya. Kedua hal ini yang dirancang oleh lighting designer agar sesuai dengan konsep interior ruangan. Maka dari itu, dengan melibatkan lighting design dari awal akan terjadi sinergi antara lighting dan interior untuk bersama-sama membangun suasana ruangan yang ingin diciptakan.
9. Pencahayaan dapur kurang
Seperti pada poin tujuh pada artikel part 2, pendapat senada juga disampaikan Anne Sage yang menyatakan masalah kurangnya pencahayaan di dapur. Aspek keamanan menjadi pertimbangan penting pada pencahayaan di dapur. Bayangan tajam perlu dihindari karena dapat mengganggu dan membahayakan aktivitas misalnya, memotong, menggunting, atau mengupas.
💡TIPS LIGHTING DESIGNER: Menerapkan pencahayaan dapur dengan memenuhi minimum standar iluminansi
Pada artikel sebelumnya telah dijelaskan tiga area utama yang memerlukan task lighting. Pada artikel ini akan menambahkan topik tentang standar iluminansi untuk pencahayaan dapur.
Standar iluminansi. Dengan pertimbangan aspek keamanan yang krusial, maka penting untuk memastikan dapur teriluminansi dengan cukup. Merujuk pada standar IESNA Lighting Handbook 10th edition, nilai minimum iluminansi (tingkat pencahayaan) yang direkomendasikan berdasarkan lokasi dan aktivitas pada dapur rumah (residence) untuk rentang umur pengguna 25 – 65 tahun sebagai berikut:
- Area persiapan (kitchen counter) pada bidang horizontal 500 lux dan bidang vertikal 75 lux.
- Area memasak (cooktop) pada bidang horizontal 300 lux dan bidang vertikal 50 lux.
- Area makan (dining) pada bidang horizontal 200 lux dan bidang vertikal 50 lux.
Nilai iluminansi yang perlu diperhatikan tidak hanya pada bidang horizontal atau bidang kerja saja, tetapi juga bidang vertikal (vertical illuminance). Iluminansi vertikal berperan dalam membentuk persepsi terhadap ruang dan sense bahwa ruangan cukup teriluminansi.
10. Kurang memperhatikan lighting control
Kesalahan interior lighting yang sering kali dijumpai yaitu absennya lighting control sehingga pengguna terbatas dalam menentukan suasana/ambience ruangan. Di bawah ini contoh ruangan yang pencahayaanya terang pada semua titik, akibatnya suasana ruangan tampak datar (flat). Suasana mewah yang semestinya dibangun tidak terwujud dengan pencahayaan yang terang saja. Adanya lighting control, memungkinkan pengguna mengatur brightness dari lapisan-lapisan cahaya, sehingga dapat menciptakan suasana yang diinginkan.
💡TIPS LIGHTING DESIGNER: Menerapkan lighting control
Secara umum, terdapat tiga fungsi utama lighting control yaitu:
- Mengatur komposisi brightness dari setiap grup lampu; sehingga dapat membentuk suasana atau ambience yang tepat.
- Menciptakan berbagai suasana/ambience di ruang sama; untuk memenuhi aktivitas yang berlainan, yang menuntut suasana yang berlainan pula.
- Menghemat energi pemakaian daya listrik untuk lampu. Penggunaan lighting control dapat menghemat energi listrik sampai dengan 40% dari daya yang terpasang.
Lighting control yang dapat diterapkan, yaitu switching dan dimming. Switching adalah lighting control yang sederhana dengan mendesain saklar berdasarkan grup lampu tertentu. Dengan begitu, grup lampu tersebut dapat dimatikan atau dinyalakan sesuai dengan kebutuhan. Namun, switching memiliki kelemahan karena tidak dapat menentukan suasana ruangan. Di sisi lain, sistem dimming lebih canggih karena memiliki kemampuan untuk mengatur brightness (meredupkan atau menerangkan lampu), sehingga pencahayaan dapat disesuaikan dengan suasana yang diinginkan.
11. Tidak memperhatikan dimensi lampu terhadap skala ruangan
Kesalahan interior lighting yang diungkapkan Victoria Sass berkaitan dengan kurangnya pertimbangan dalam menentukan dimensi lampu terhadap skala ruangan. Dimensi lampu yang dimaksud baik berupa decorative lighting (pendant light, standing lamp, table lamp, wall sconce), maupun architectural lighting (spotlight, downlight, linear light). Contoh kasusnya seperti pada gambar disamping, ukuran lighting pendant terlalu besar untuk ruangan yang sempit.
💡TIPS LIGHTING DESIGNER: Perhatikan dimensi lampu dari specification sheet
Solusi untuk menghindari ketidaksesuaian dimensi lampu dapat dilakukan dengan memeriksa data dimensi lampu dari specification sheet. Kemudian, data tersebut dikoordinasikan dengan skala ruangan (panjang, lebar, tinggi, luas).
Nah, itulah sebelas poin kesalahan dan tips interior lighting. Selain membahas tentang kesalahan, seri artikel ini juga menjelaskan beberapa konsep dasar mengenai lighting design dalam tips-tipsnya. Pantau terus luminapedia untuk pembahasan topik menarik lainnya. 😊