Hasil survei dari desainer interior mengenai kesalahan interior lighting dan tips dari sisi lighting designer.
Lighting merupakan elemen penting namun sering terlewatkan dalam proses desain, kesalahan-kesalahan yang sering ditemui di lapangan ternyata bukan hanya disayangkan oleh lighting designer, tetapi juga oleh desainer interior. Seperti yang disampaikan seorang desainer interior Emily Henderson melalui blog pribadinya mengenai hasil survei dari para desainer interior terkenal tentang pendapat mereka mengenai kesalahan terbesar dalam lighting. Terdapat sebelas poin yang mereka sampaikan, pada artikel ini akan dibahas tiga poin kesalahan interior lighting beserta tips dari lighting designer.
1. PENCAHAYAAN RUANGAN KURANG
Mikel Welch menyatakan bahwa dalam mendesain harus dipastikan ruangan memiliki lighting grid dan lighting source yang cukup untuk menerangi ruangan. Lalu, parameter apa yang dapat dikatakan bahwa ruangan itu “cukup” pencahayaannya?
Form follow function
Louis H. Sullivan
Suatu lighting dikatakan cukup ketika keberadaannya mendukung aktivitas orang di ruangan. Pertimbangan pertama dalam mendesain lighting yaitu mengetahui fungsi ruangan, untuk apa ruangan tersebut digunakan dan jenis aktivitas apa yang dilakukan. Parameter ini digunakan untuk menentukan tujuan pencahayaan di ruangan tersebut. Kemudian, dari tujuan itu diderivasi menjadi konsep desain dan detail desain seperti berapa tingkat pencahayaan rata-rata yang dibutuhkan (dalam satuan lux), pola lighting grid, jumlah dan jenis lampu yang digunakan.
💡TIPS LIGHTING DESIGNER: Menerapkan Lighting Grid sesuai fungsi.
Lighting grid adalah pola titik lampu pada plafon. Penting untuk mendesain lighting grid sesuai fungsi karena pola ini menentukan hasil pencahayaan ruangan secara keseluruhan.
Mari perhatikan gambar di bawah ini! Terlihat perbedaannya bukan?
(Gambar kiri) Lighting grid yang acak tidak memberikan pencahayaan yang cukup untuk ruangan tersebut, meskipun dengan jumlah lampunya banyak.
(Gambar kanan) Lighting grid disusun dalam enam grup. Setiap grup bertugas untuk menerangi titik penting area ruangan sesuai fungsi di mana tempat orang beraktivitas dan obyek atau area yang memerlukan pencahayaan.
Oh iya selain lighting grid, lampu sebagai sumber cahaya (light source) juga harus memiliki brightness yang cukup terang.
2. PENCAHAYAAN RUANGAN TERLALU TERANG
Sering kali dijumpai pencahayaan ruangan hanya mengandalkan satu jenis lampu saja. Konsekuensinya, memasang lampu yang banyak pada plafon terkadang dilakukan untuk mencukupi kebutuhan pencahayaan. Menurut Heidi Caillier kesalahan terbesar dalam lighting yaitu terlalu banyak mengggunakan lampu downlight. Pertanyaannya kemudian, mengapa hal ini menjadi sebuah masalah?
Bagi desainer interior, desain plafon (ceiling) dapat menjadi fitur yang dapat ditonjolkan. Jika lighting tidak didesain dengan baik, bisa jadi lampu yang dipasang dapat mengganggu atau mendegradasi desain plafon. Nah justru dengan adanya desain lighting yang baik akan menjadikan keberadaan lighting terintegrasi dengan desain plafon bahkan meningkatkan nilai dari desainnya. (Baca lebih lanjut mengenai lighting yang terintegrasi dengan desain arsitektur)
Selain membuat desain plafon tampak berantakan, terlalu banyak lampu downlight juga dapat ruangan menjadi terlalu terang dan silau sehingga menyebabkan mata menjadi cepat lelah. Disisi lain, ruangan yang terlalu terang membuat suasana ruangan menjadi datar (flat).
💡TIPS LIGHTING DESIGNER: Menerapkan Teknik Layering
Teknik layering adalah menerapkan beberapa lapis lighting dengan fungsi yang berbeda di setiap lapisnya.
3. TIDAK MEMPERTIMBANGKAN POSISI FURNITURE
Furniture merupakan komponen yang menyatu dengan ruangan. Penempatan posisi furniture itu penting karena menunjang aktivitas dan fungsi ruangan. Hal ini juga untuk menentukan titik mana yang memerlukan fokus pencahayaan.
Kesalahan yang sering terjadi ketika plafon sudah terlanjur dibuatkan lubang untuk tempat lampu, namun terjadi perubahan posisi furniture sehingga pencahayaan menjadi tidak sesuai. Maka dari itu, Brian Patrick Flynn menyarankan untuk tidak terburu-buru menentukan titik lampu sebelum posisi furniture ditentukan.
💡TIPS LIGHTING DESIGNER:
Menerapkan Marking. Penandaan (marking) posisi furniture juga dapat dilakukan untuk mengantisipasi kesalahan tersebut. Perkiraan posisi furniture diberi tanda pada lantai atau dinding sebagai acuan perkiraan titik penempatan lampu (lighting fixture).
Menggunakan Adjustable Downlight. Dalam mendesain lighting terkadang ditemui kasus di mana jenis furniture yang digunakan belum ditentukan apakah misalnya lukisan, relief, atau patung. Maka, solusi alternatif untuk menyesuaikan posisi furniture tersebut dapat menggunakan adjustable downlight. Cahaya dari adjustable downlight dapat diarahkan ke furniture selama masih dalam rentang yang sesuai.
Lighting pada desain interior memang sering kali terlupakan namun dengan memperhatikan kesalahan-kesalahan tentu akan membantu dalam mendesain interior lighting lebih baik. Semoga tipsnya bermanfaat. Tunggu artikel selanjutnya untuk pembahasan poin-poin berikutnya. Stay tuned!