Follow
Don't be left behind

Enter your email address to subscribe and receive notifications of new posts by email.

Kesalahan dan Tips Interior Lighting Part 2

Hasil survei dari desainer interior mengenai kesalahan interior lighting dan tips dari sisi lighting designer.

Melanjutkan artikel sebelumnya, pada artikel ini akan dijelaskan empat poin lanjutan tentang kesalahan interior lighting dan juga tips untuk mengatasinya dari lighting designer. Ulasan ini berdasarkan kesalahan lighting yang diungkapkan oleh para desainer interior terkenal, dikutip dari laman desainer interior Emily Henderson.

4. Lampu dipasang pada komposisi yang tidak tepat

Kesalahan interior lighting dari segi komposisi lampu terhadap ruangan
Ilustrasi penempatan lampu yang tidak simetris terhadap ruangan.

Salah satu kesalahan lighting yaitu penempatan lampu yang kurang pas komposisinya terhadap ruangan. Sebagai contoh, lampu tidak tepat segaris dengan obyek sehingga pencahayaan menjadi tidak sesuai. Kesalahan ini sering disebabkan oleh lampu yang lebih dulu dipasang sebelum furniture (lihat pembahasannya di artikel sebelumnya).

Contoh lainnya, penempatan lampu yang tidak simetris di dalam ruangan. Komposisi ruangan nampak acak dan kurang pas. Seperti halnya dalam seni menggambar, komposisi disusun agar nyaman dipandang, begitu juga dengan lighting. 😉

💡 TIPS LIGHTING DESIGNER: Menentukan titik lampu dengan memperhatikan komposisi lampu terhadap ruang

Komposisi adalah keterikatan lampu dengan ruang dan obyek di dalamnya, juga lampu dengan lampu lainnya. Bayangkan dalam sebuah gambar, obyek satu dan lainnya saling terkait dan harmonis, hal ini juga diaplikasikan dalam penataan lampu. Salah satu strategi untuk mendapatkan komposisi ini dengan menerapkan konsep simetri.

Konsep simetri digunakan untuk menciptakan komposisi lampu yang identik pada masing-masing sisi ruangan dengan memperhatikan center line atau AS (istilah yang sering disebut dalam dunia konstruksi). Center line merupakan garis tengah dari elemen arsitektur yang dapat ditentukan berdasarkan titik tengah ruang (space), posisi jendela, posisi pintu, atau obyek/furniture. Pertemuan antara center line ini menghasilkan titik referensi (reference point) yang membantu penempatan titik lampu agar segaris dengan elemen arsitektur (alignment).

View dengan posisi jendela sebagai centre line. Lighting Design by Lumina Group.
View dengan pintu masuk sebagai centre line. Lighting Design by Lumina Group.
Ilustrasi sederhana grid yang terbentuk dari pertemuan antara center line pintu dan jendela (hitam) dan garis 1/3 ruangan (merah)

5. Kurangnya cahaya yang mengisi volume ruang

Mari perhatikan gambar berikut!

Kesalahan interior lighting karena kurangnya cahaya mengisi volume ruang
Pencahayaan ruangan kurang karena cahaya dari standing lamp saja belum memenuhi volume ruang.

Pada kasus di atas, volume ruang tidak semua terisi oleh cahaya. Cahaya hanya mengisi beberapa sudut ruangan saja. Tembok dan plafon tidak mendapat pencahayaan secara merata. Dampaknya, terdapat kontras yang tinggi antara area yang mendapat cahaya dan tidak mendapat cahaya sehingga secara keseluruhan ruangan tampak gelap dan patchy.

💡 TIPS LIGHTING DESIGNER: Menerapkan teknik layering

Membahas lebih lanjut teknik layering pada artikel sebelumnya, ambience light adalah cahaya yang mengisi volume ruang, artinya cahaya menerangi bidang horizontal dan vertikal. Distribusi cahayanya cukup terang dan merata. Dapat dikatakan, ambience light merupakan layer dasar dalam lighting design.

Lalu, bagaimana cara menambahkan layer lain seperti task light dan accent light? Task light merupakan cahaya yang memiliki tujuan untuk mendukung fungsi dan aktivitas tertentu, sedangkan accent light adalah cahaya yang ditujukan pada obyek atau furniture tertentu yang ingin ditonjollkan. Dalam menambahkan layer, harus terdapat “perbedaan terang” antara lingkungan dan accent atau task layer.

(Sisi kiri) Ambience light mengisi volume ruang secara merata. (Sisi kanan) Accent light memberikan highlight pada tanaman, sofa, meja, dan rak buku. Highlight pada sofa juga dapat digunakan sebagai task light untuk membaca buku. Sumber: www.matanavina.com
Suasana yang terbentuk dari komposisi ambience dan accent layer lebih dinamis dengan adanya “perbedaan terang”. Sumber: www.matanavina.com

6. Lampu decorative pendant yang dipasang terlalu tinggi

Lampu decorative pendant adalah lampu gantung (pendant) yang berfungsi sebagai komponen dekorasi ruangan. Keberadaanya bertujuan untuk menambah estetika ruangan. Nah, kesalahan yang terjadi ketika lampu decorative pendant ini dipasang terlalu tinggi sehingga tidak terlihat oleh sudut mata.

Kesalahan interior lighting pada penempatan lampu decorative pendant
Ilustrasi lampu decorative pendant yang dipasang terlalu tinggi

💡 TIPS LIGHTING DESIGNER: Memasang lampu decorative pendant pada ketinggian yang sesuai

Penggunaan lampu decorative pendant pada interior lighting design
Penggunaan decorative pendant di Lumina Office. Designed by Lumina Group.

Pada umumnya interior designer memposisikan decorative pendant dalam jangkauan pandangan normal tanpa terlalu menengadah. Namun, pemasangan lampu pada rentang ini dapat berpotensi menimbulkan silau (glare). Di satu sisi ingin melihat dan menikmati keindahan lampunya tetapi di sisi lain tidak ingin terkena silau (glare). Bagaimana solusinya?

Memilih lampu decorative pendant dengan karakteristik nilai keluaran cahaya di bawah potensi glare dapat menjadi solusinya. Decorative pendant ini didesain dengan sumber cahayanya yang tidak terlihat sehingga tidak menimbulkan sorot cahaya langsung ke mata. Jadi, tetap nyaman dipandang.

7. Kurangnya pertimbangan terhadap pencahayaan dapur

Kesalahan interior lighting pada dapur
Ilusrasi penempatan downlight yang membentuk bayangan di bagian counter top

Masalah yang umum ditemui pada pencahayaan dapur antara lain hanya mengandalkan pencahayaan dari downlight dan pemasangannya tidak mempertimbangkan posisi kabinet. Akibatnya, sering kali dijumpai posisi lampu downlight terlalu dekat dengan kabinet sehingga menimbulkan bayangan di countertop. Selain itu, pemasangan lampu yang tidak pas juga menyebabkan bagian di atas kabinet menjadi gelap dan tidak menarik.

Kesalahan lighting lainnya, kurangnya pencahayaan di area kompor karena hanya mengandalkan cahaya dari cooker hood saja.

💡 TIPS LIGHTING DESIGNER: Menerapkan pencahayaan dapur dengan memperhatikan fungsi

Secara umum, terdapat tiga aktivitas utama di dapur yaitu persiapan dan penyajian (prepping and plating), memasak (cooking), dan makan (dining) sehingga tiga area ini menjadi fokus pencahayaan untuk task lighting.

Lighting Design by Lumina Group
Ilustrasi salah satu solusi dalam lighting dapur. Task lighting pada area preparing dan cooking.

a. Persiapan dan penyajian (Prepping and plating). Proses persiapan melibatkan aktivitas memotong dan mengupas bahan makanan sehingga harus dipastikan pencahayaan yang terang untuk segi keamanan dalam bekerja. Pencahayaan juga harus mendukung proses menghias makanan setelah matang. Proses ini tidak kalah penting karena tidak jarang memerlukan ketelitian tinggi untuk detail plating.

b. Memasak. Proses memasak membutuhkan pencahayaan dengan rendering yang bagus untuk melihat tingkat kematangan masakan dari perubahan warna, misalnya dalam proses menggoreng sampai berwarna kuning kecoklatan. Jadi, penerangan di atas kompor sebaiknya tidak hanya mengandalkan dari cooker hood saja, perlu pencahayaan tambahan dengan indeks kesesuaian warna (CRI) > 90.

Designed by Lumina Group

c. Makan. Penyajian makanan yang telah matang akan lebih menggugah selera (appetizing) didukung dengan rendering cahaya yang bagus. Makanan yang tersaji di meja makan akan terlihat dengan jelas. Di samping itu, penting untuk memilih pencahayaan yang menciptakan suasana rileks sehingga momen makan bersama keluarga dan teman akan lebih hangat.

Lighting hadir untuk mendukung fungsi dan kebutuhan manusia di mana penataannya menciptakan seni tersendiri. Jadi, nantikan part terakhir dari pembahasan kesalahan dan tips interior lighting. Semoga tercerahkan ✨

Total
0
Shares
Previous Article
Tips Interior Lighting

Kesalahan dan Tips Interior Lighting Part 1

Next Article

Kesalahan dan Tips Interior Lighting Part 3

Related Posts
Total
0
Share