Wawancara Luminapedia bersama ENP Design Consultant
Kampoeng Seafood merupakan food court dengan spesialisasi utama makanan seafood terletak di Sedayu City. Desain pencahayaannya digarap oleh ENP Design Consultant, dengan Lighting Designer Principal: Endrawan Nimpuno @endrawannimpuno dan Lighting Designer PIC: Dyah Paramitha (Mitha) @paramitha_setya1203. Detailnya melibatkan artwork ubur-ubur (jellyfish) karya dari Artyan Trihandono @artyan_trihandono.
Meet the lighting designers
Endrawan Nimpuno, salah satu lighting designer Indonesia yang berpengalaman selama kurang lebih 21 tahun. Setelah bekerja di beberapa lighting consultant, beliau mendirikan konsultan lighting design sendiri bernama ENP DESIGN CONSULTANT pada 2008. Beberapa proyek yang menonjol diantaranya East Coast Plane Bridge Soekarno Hatta, Panjtoran PIK2, Indonesia Design District PIK2, Orange Groves PIK2, & Lands End PIK2, Kinokuniya Central Market PIK, Kampoeng Seafood Sedayu City.
Dyah Paramitha (Mitha), lighting designer yang berkecimpung sejak 2016. Mitha berpengalaman mengerjakan berbagai jenis proyek mulai dari hotel, residence, restoran dan lain-lain. Beberapa proyek yang berhasil seperti Gallery West, Jakarta Barat, Kampoeng Seafood Sedayu City, By The Sea PIK 2, Aloha Pantai Pasir Putih PIK 2, Kinokuniya PIK 2, Seadoo Jetski PIK 2, Nanny’s Pavillon PIK 2.
Konsep Lighting
Konsep lighting Kampoeng Seafood terinspirasi dari namanya sendiri. Kampung memiliki arti sekumpulan rumah yang berada dalam satu wilayah. Sedangkan, seafood merupakan kuliner olahan tangkapan laut. Di sini, laut menjadi kata kunci yang diambil untuk konsep.
Tenant diibaratkan sebagai rumah-rumah di kampung. Kemudian, suasana bawah laut dipilih sebagai konsep pencahayaannya karena di bawah laut memiliki beragam biota seperti ikan, ubur-ubur dan coral warna-warni. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan engagement pengunjung terhadap makanannya (seafood). Lebih lanjut, lighting dapat memberikan pengalaman tambahan seperti makan di bawah laut.
Lighting Layer
Menilik teori Richard Kelly mengenai tiga lapisan dalam lighting design. Berikut pencahayaan yang diterapkan di Kampoeng Seafood:
- Ambience light berasal dari lampu tenant. Selain itu, ada ambience tematik yang berasal dari dari linear LED yang dipasang pada suspended hanging lamp lalu dipantulkan ke jaring ikan. Selain itu, ada linear grazer di bawah atap. Keduanya dapat berubah warna untuk menciptakan ambience bawah laut. Secara umum kontras yang diterapkan medium contrast.
- Focal glow atau task light dari suspended downlight yang terpasang di atas meja-meja. Task light ini berfungsi untuk mendukung aktifitas makan.
- Play of Brilliance. Bagian ini memegang peranan penting di mana konsep bawah laut diperlihatkan melalui artwork ikan dengan berbagai ukuran (kecil, sedang, besar) dan ubur-ubur yang bercahaya (glowing creature). Ditambah, glowing creature ini dapat berubah warna secara dinamis sehingga menjadi bagian yang eye cathcing.
Behind the story
Bangunan eksisting semi permanen bukan penghalang untuk mendapatkan lighting yang layak.
Layaknya food court pada umumnya, sejak awal Kampong Seafood didesain menjadi bangunan semi permanen. Kondisi ini bukan menjadi penghalang, malah menjadi tantangan tersendiri untuk menerapkan lighting yang layak. Harapannya dengan adanya lighting dapat meningkatkan nilai dari bangunan tersebut.
Berawal dari rangka ikan, kemudian dikembangkan menjadi artwork.
Berawal dari ide owner untuk membuat lampu ikan, yang terbuat dari rotan hasil pengrajin lokal. Ide tersebut kemudian dikembangkan oleh Endrawan dan Mitha dengan membungkus rangka ikan menggunakan kain vitrase sehingga menghasilkan cahaya yang lebih soft. Setelah melalui proses yang panjang, lampu ini berhasil menunjukan bentuk seperti ikan yang bercahaya.
Lebih lanjut, untuk menambah mahluk laut, akhirnya dipilih ubur-ubur. Pembuatan lampu ubur-ubur bekerja sama dengan artis Artyan Trihandono.
Mitha mengungkapan bahwa pengalaman dari proyek ini membutuhkan usaha yang keras di mana lighting designer perlu komunikasi yang intens dengan artis maupun arsitek untuk mewujudkan lighting yang dikonsepkan.
Keberadaan signage tidak menjadi hal yang mengganggu
Signage-signage ini memiliki desain dan warna cahaya yang berbeda tergantung dari tenant. Akan tetapi, intensitas cahayanya diatur sehingga tidak saling menonjol sama lain. Adanya cahaya signage memberikan cahaya tambahan untuk ambience light. Selain itu, signage ini justru menggambarkan suasana yang tidak seragam sebagaimana di kampung. Ketidakberagaman ini yang membuat orang nyaman untuk makan dan memberikan kesan down to earth.
Achievement
Proyek ini mendapatkan penghargaan LIT Awards untuk kategori artwork installation pada tahun 2022.
Endrawan menceritakan pengalaman menarik ketika sesi pengambilan foto. Beliau melihat reaksi anak-anak yang engage dengan lighting. Ketika warna ikan berubah mereka bersorak dan bergerak mengikuti pergerakan warna ikan. Selain itu, kebanyakan dari pengunjung yang datang secara tidak sadar atau otomatis melihat ke atas.”Melihat hal tersebut memberikan kebahagiaan tersendiri bagi saya,”ungkap Endrawan.
thank you for the nicely done article….
our pleasure 🙂