Lighting workshop Lumina Group x BINUS University
Artikel sebelumnya yang telah menjelaskan proses, hasil, dan kesimpulan workshop lighting warung angkringan. Artikel kali ini akan membahas lebih detail mengenai lighting design warung angkringan.
Lighting didesain untuk memenuhi kebutuhan fisik (berkaitan dengan aktivitas) dan kebutuhan psikologi dalam workshop warung angkringan ini ada enam kriteria yaitu stand out, efisien, safety, visibility, identity, dan intimacy. Kriteria ini dari pengamatan dan rasional. Sedangkan nilai tambah (added value) dari lighting design berkaitan emosi yang terpantik ketika memasuki ruang. Pengalaman (experience) yang dimunculkan dalam keywords yang digali dari pengalaman, yaitu: unexpected, comfort, dan excited.
Selain itu, pada workshop ini juga ada misi khusus untuk menggali dan menampilkan identitas warung Indonesia. Berikut komponen-komponen lighting yang dirancang untuk mencapai tujuan desain tersebut di atas:
Facade lighting
Facade lighting sebagai elemen pengenal (recognition) bertujuan untuk menarik pengunjung dari jauh. Kaleng kerupuk berdasarkan research dan pengamatan dalam workshop merupakan ikon yang menjadi ciri khas warung Indonesia. Kaleng kerupuk yang dimodifikasi dengan menambahkan solar cell powered string light menjadi elemen facade lighting.
Di samping itu, material tenda yang terbuat dari kain outer taslan menjadi komponen facade lighting karena pada saat lampu di dalam menyala menjadi glowing surface yang menjadi background lampu kaleng kerupuk.
Gerobak Lighting
Gerobak menduduki hierarki utama (center element) dalam interior karena gerobak menjadi area untuk memajang makanan (attraction), aktivitas mengambil makanan, dan makan. Sebagai center element, gerobak perlu mendapat sorot cahaya paling terang untuk menunjukan elemen paling penting dan untuk menarik perhatian pengunjung.
Pencahayaan di gerobak tidak hanya untuk menerangi display makanan dan gerobak, tetapi juga menciptakan intimate ambiance di area makan di gerobak.
Glowing surface pada gerobak didesain sederhana menggunakan kain renda dan linear light. Selain untuk menyorot (highlight) gerobak, linear light juga berguna untuk pencahayaan ketika orang makan di sekeliling gerobak. Penerapan glowing surface memiliki perubahan yang signifikan (game changer) karena mengubah fokus dari ruang. Perhatikan perbedaan sebelum dan sesudah adanya glowing surface:
Icon light (lampu dari kaleng kerupuk) memberikan pencahayaan untuk makanan yang tersaji. Cahaya amber dipilih untuk mendukung suasana yang intimate. Intimate ambience didapat ketika sumber cahaya berada didekat pengunjung. Pencahayaan ini berasal dari lampu LED MR16 3000 K dan kertas filter berwarna amber.
Jika diperhatikan lebih dalam lagi, icon light memiliki efek water ripple (dynamic light). Pengalaman makan di sini seperti makan di luar ruangan breeze feeling. Jadi, walaupun di dalam ruang tetap ada koneksi dengan luar.
Ambience Lighting
Ambience light didapatkan dari hanging lamp yang berbentuk layang-layang. Hanging lamp ini terdiri dari MR16 dan linear light. Selain memberikan pencahayaan halus ke sekeliling ruangan, lampu ini juga sebagai penerangan pada meja makan.
Brilliance Lighting
Brilliance light berupa efek bayangan (shadow effect) ditambahkan untuk menciptakan pengalaman unexpected. Bayangan pada plafon berasal dari jaring-jaring dan duo tone COB lamp. Color filter berwarna biru dan oranye disisipkan untuk menirukan warna langit ketika petang.
Tahap dalam lighting design diawali dengn menentukan tujuan desain yang memenuhi kebutuhan fisik dan psikologi. Sedangkan, nilai tambah dalam lighting untuk memberikan pengalaman ketika memasuki ruang. Oleh karenanya, komponen-komponen lighting dirancang untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut.