Lighting tidak dapat hanya dipelajari dan dilihat saja, tetapi dialami secara langsung
Beberapa waktu yang lalu saya berkesempatan untuk mengikuti lighting course dan artikel kali ini membahas pengalaman yang saya dapat. Jangan bayangkan course ini hanya mendengar, duduk, dan mencatat. Lebih dari itu, lighting course ini berisi diskusi dan praktik langsung tentang materi yang disampaikan. Terdapat experience room yang digunakan untuk mencoba luminaire dan merasakan ambience dari lighting yang diterapkan.
Experience Room
Ruangan ini didesain dengan berbagai jenis lampu RGB white yang bisa diatur melalui aplikasi CASAMBI. Jenis lampu yang digunakan antara lain: glowing panel, linear light, downlight, linear light yang dipasang pada cove (cove lighting). Lampu-lampu tersebut disusun dalam grid sehingga terukur dan mudah teridentifikasi.
Lighting membutuhkan obyek untuk dapat diamati. Di dalam experience room terdapat obyek sederhana berupa wall panel bertekstur dan kubus. Pada lighting course ini, kami mempelajari lighting dengan melihat dan mengamati interaksi cahaya pada obyek-obyek tersebut. Selain itu, dengan memasuki experience room ini, kami bisa mengalami dan merasakan ambience secara langsung.
Pelajaran tentang Kontras
Kontras
Kontras atau perbedaan terang (cahaya dan bayangan, low light and highlight), merupakan salah satu pengetahuan penting dalam lighting design karena kontras dapat menciptakan kedalaman (depth) dan bentuk (form). Pemahaman akan kontras ini menjadi modal dasar bagi lighting designer untuk “meracik” cahaya pada suatu ruangan.
Kedalaman (depth) adalah jarak yang tercipta karena perbedaan gelap terang. Sedangkan bentuk (form) bentuk 3 dimensi obyek jadi lebih terdefinisi karena adanya kontras. Perhatikan tektur wall panel pada kedua gambar berikut:
Perhatikan obyek kubus di bawah ini:
Di lighting, dikenal kontras terang (brightness contrast) dan kontras warna (colour contrast).
Kontras terang (brightness contrast) dibedakan menjadi high contrast dan low contrast. High contrast merupakan suatu kondisi di mana gelap dan terang berbeda jauh. Low contrast, berlaku sebaliknya.
Pengalaman mengenai kontras
High contrast dapat menggambarkan beberapa suasana seperti intimate, dramatis,kelam. Sebagai contoh suasana intimate, dapat digambarkan api unggun tercipta ketika sumber cahaya dekat pada eye level di mana kondisi sekeliling gelap. Berikut beberapa visualisasi suasana tersebut:
Lalu, ada yang menarik mengenai low contrast dan high contrast dari diskusi course ini. Pencahayaan dengan high contrast mendorong orang berdekatan dan berkumpul, sebaliknya low contrast mendorong orang untuk menyebar dan explore ruangan.
Tugas menunjukkan kontras
Pada sesi lighting course ini, ada praktik langsung untuk menunjukkan kondisi high contrast dan low contrast melalui experience room.
Warna biru dan putih dipilih untuk menunjukkan high contrast. Pada awalnya, ada kesulitan untuk menunjukan kontras yang tinggi. Hal ini karena warna putih memiliki power yang kuat sehingga intensitasnya harus diturunkan agar warna biru lebih muncul. Hasilnya, ambience, kubus, dan wall accent memiliki tingkat pencahayaan dan warna yang berbeda (high contrast). Obyek kubus terpisah dengan background.
Sedangkan warna pink dan putih dipilih untuk menunjukkan low contrast. Bisa diperhatikan ambience, kubus, dan wall panel memiliki tingkat pencahayaan dan warna yang sama, sehingga ruangan tampak seragam.
Menerapkan kontras dalam lighting design
Tugas selanjutnya untuk menyorot obyek sederhana (boneka berwarna merah) dengan suasana high contrast dan low contrast.
Salah satu cara untuk menunjukkan kontras dapat menggunakan warna. Penggunaan warna bukan hanya untuk terlihat menarik dengan warna-warni. Tetapi bagaimana untuk menunjukkan kontras, dengan menggunakan colour wheel untuk memilih kombinasi warna, seperti: warna komplementer, warna gradasi, ataupun monokrom.
Setting high contrast menggunakan ambience warna ungu dan kuning yang saling berseberangan (komplementer) untuk menunjukkan high contrast (perbedaan terang yang tinggi). Kemudian obyek disorot dengan downlight dengan sudut 10 degree.
Di sisi lain setting low contrast, dipilih ambience light warna hijau untuk menonjolkan dengan obyek warna merah yang disorot. Warna hijau dipilih karena pada color wheel berseberangan dengan warna merah sehingga saling melengkapi. Di sisi lain, low contrast ditunjukkan dengan menggunakan warna hijau dan putih yang terlihat lebih blend dibandingkan high contras dengan ambience warna ungu dan kuning.
Setelah mengikuti lighting course ini, saya bisa mengungkapkan lighting sesuai apa yang dialami dan dirasakan, sehingga saya mendapatkan pemahaman tersendiri. Selain itu, saya juga berlatih mengasah kepekaan terhadap perubahan atau perbedaan kontras. Kemudian mengenal emosi apa yang dirasakan dengan perubahan atau perbedaan kontras itu.