Follow
Don't be left behind

Enter your email address to subscribe and receive notifications of new posts by email.

Voltage Drop

Siapa yang salah … lighting atau electrical ?

Beberapa situasi yang sering terlihat di lapangan, terutama untuk instalasi lighting di area yang besar :

  • Cahaya meredup di beberapa tempat (dimana lampu yang sama di area lain lebih terang)
  • Color temperature shift, perbedaan warna cahaya terjadi, walaupun menggunakan armatur dengan bohlam yang sama
  • Flicker, cahaya berkedip, biasanya terlihat seperti bohlam yang akan habis masanya.
  • Kabel terasa panas

Fenomena di atas bisa jadi merupakan indikasi terjadinya ‘voltage drop‘, yaitu tegangan listrik yang sampai di lampu tidak sebesar yang seharusnya. Biasanya apabila tegangan di lampu turun lebih dari 5% dari yang seharusnya, maka dikatakan telah terjadi voltage drop. Beberapa penyebab voltage drop adalah :

  1. Kabel yang terlalu panjang
  2. Ukuran kabel terlalu kecil
  3. Koneksi / sambungan yang kurang baik
  4. Beban listrik yang berlebih

Jadi jelas bahwa kemungkinan terbesar penyebab voltage drop ada di instalasi elektrikal. Hampir tidak ada kasus voltage drop yang disebabkan cacat pada lampu.

Untuk point no 3 dan 4 di atas, diperlukan pengecekan oleh pelaksana instalasi kabel. Sementara unntuk point no 1 dan 2 (sebenarnya berkaitan) bisa diantisipasi saat perhitungan dalam menentukan spesifikasi kabel.

Secara prinsip arus yang mengalir di dalam kabel akan ‘hilang’ (ditransfer menjadi panas) sebagian dikarenakan resistensi kabel; dan besaran resistensi kabel ditentukan oleh material, ukuran penampang kabel dan panjangnya. Berikut salah satu referensi mudah untuk pemilihan kabel (menggunakan kabel tembaga) :

Dari tabel di atas, langkah-langkah yang diperlukan :

  • Hitung daya lampu yang terpasang (dalam satu group)
  • Hitung panjang kabel, yaitu jarak dari transformer ke lampu TERJAUH
  • Tentukan spesifikasi ukuran kabel yang direkomendasikan. Misalnya total daya 100W dan panjang instalasi 30m, maka ukuran kabel minimum yang direkomendasikan adalah 14 AWG atau 2.5 mm2.

Bila diperlukan perhitungan yang lebih detail, silakan mengunjungi Voltage Drop Calculator website ini.

Voltage drop seyogyanya sudah dihitung oleh perencanan atau pelaksana elektrikal. Namun di lapangan seringkali pelaksana menggunakan ukuran kabel berdasarkan ‘biasanya’ (biasa menggunakan kabel tersebut), tanpa berhitung. Dari penjelasan ini kita bisa mengantisipasi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi di lapangan.


Artikel ini merupakan komplemen text dari buku LUX SIT – LUMINOUS JOURNEY of LIGHTING DESIGN in INDONESIA yang diterbitkan oleh LIGHT TALK, komunitas lighting Indonesia. Buku ini merupakan gabungan berbagai informasi mengenai filosofi lighting design dari 9 lighting designer di Indonesia, tips & trick dalam lighting design serta berbagai pengetahuan dasar lighting dan lighting design; dipaparkan dalam bentuk tulisan maupun ilustrasi komik.

Pantau terus Luminapedia untuk melihat jadwal launching buku ini dan siap2 mendapatkan penawaran khusus.

Total
0
Shares
Previous Article

Lighting Designer Stories: Membangun Asa Pendidikan Lighting Design di Indonesia

Next Article

CRI : Colour Rendering Index

Related Posts
Total
0
Share