Follow
Don't be left behind

Enter your email address to subscribe and receive notifications of new posts by email.

Lighting Designer Stories: Membangun Asa Pendidikan Lighting Design di Indonesia

Wawancara Luminapedia bersama Gita Listia dari Lichticle

Usaha untuk mengedukasi lighting design dapat diupayakan dengan berbagai cara, meskipun kondisi sekarang program studi lighting design belum ada di Indonesia. Salah satu lighting designer yang terjun di dunia pendidikan yaitu Gita Listia. Beliau mengajar lighting design pada salah satu mata kuliah desain interior di LaSalle College dan BINUS. Artikel ini akan membahas cerita Gita mengenai kecintaannya pada lighting design dan pendidikan.

Gita Listia, seorang lighting designer yang juga aktif sebagai dosen. Beliau mengawali karir di dunia lighting design pada tahun 2008. Kemudian, berhasil mendapatkan gelar Master of Architectural Lighting Design pada tahun 2014. Pada tahun 2017 dan 2019 bergabung dengan LaSalle College dan BINUS sebagai dosen. Gita juga mendirikan lighting design studio sendiri bernama Lichticle pada tahun 2022.

Awal karir

Gita memiliki background pendidikan desain interior. Beliau mengenal lighting design berawal dari kemampuannya menguasai software Dialux. Pada mulanya, beliau belajar Dialux sebagai alternatif pemodelan 3D. Di sisi lain, Gita sudah memiliki ketertarikan dengan lighting yang dramatis dan kontras. Baginya lighting dapat memberikan nilai tambah. Hal-hal seperti ini sangat menarik bagi Gita.

Keahlian menguasai Dialux pula yang mengantarkan Gita pada karir profesionalnya sebagai lighting designer di konsultan lighting di Singapore.

Kisah seru belajar lighting design di luar negeri

Setelah menjalani karir profesional selama empat tahun. Akhirnya, Gita memutuskan untuk melanjutkan pendidikan master Arhcitectural Lighting Design di Hoschule Wismar, Jerman.

Gita menceritakan proses belajar di sana lebih banyak praktik. Pada semester satu terdapat beberapa proyek kecil. Satu kelas dibagi dalam beberapa group. Kemudian, setiap grup menjelaskan konsep dan kebutuhan dari site yang akan didesain. Contoh proyeknya antara lain; mendesain pencahayaan untuk acara penyambutan mahasiswa baru, symphosium lighting, dan acara wisuda. Proyek ini memberikan pengalaman mendesain lighting dari awal mulai dari brainstorming, menyusun konsep sampai instalasi. “Serunya merasakan mengerjakan proyek secara ril”, jelas Gita.

Gita juga mengamati di sana lebih sering tim project dibanding tugas perorangan. Tugas perorangan contohnya mendesain lampu dekoratif dengan tema spuntnik. Area yang didesain berupa castle. “Hal yang perlu dilakukan survey site agar tahu lampu bisa dipasang atau tidak di area itu” ungkap Gita. Proses pembuatan lampu dekoratif itu dikerjakan sendiri, misalnya bending acryllic sendiri.

Mata kuliah yang disampaikan juga diiringi dengan praktik, misalnya Light and material, light and texture. Praktiknya, ada satu box disorot menggunakan berbagai light source. Light and object, ada obyek tertentu, kemudian mengamati bagusnya cahaya yang diffuse atau spot. Sementara, ada mata kuliah yang sifatnya penelitian misalnya light and health.

Akhir semester dua terdapat final project untuk mendesain pencahayaan pesawat dan kapal. Pesawat yang didesain pesawat kecil bukan pesawat komersial. Sedangkan untuk kapal merupakan kapal penyeberangan. Desain pencahayaan kapal meliputi area seating, kafetaria. Sementara, untuk pesawat terbang didesain di dalam kabin. Lagi-lagi, proyek ini merupakan proyek dalam tim.

Semester tiga, internship dan masih ada kelas tetapi bisa jarak jauh. Di akhir semester tiga, ada presentasi laporan internship. Dan semester empat, tugas akhir.

Unforgettable moment

Masa kuliah master bagi Gita merupakan momen tak terlupakan karena beriiringan dengan masa hamil dan melahirkan. Meskipun tidak mudah menjalani kuliah dengan kondisi hamil, Gita merasa senang karena dosen dan teman-temannya suportif dengan kondisinya.

Momen lainnya yang berkesan bertemu dengan teman-teman dari berbagai negara. Karena kelasnya diverse, sekitar 20-an orang terdiri dari 13 negara. Hal ini menjadi bagian yang seru untuk networking. “Berinteraksi dan beradaptasi dengan orang yang beda budaya beda negara, itu sangat menarik. “Saya lebih merasa lebih percaya diri, misalnya ketika bertemu dalam satu acara dan bertemu dengan orang beda negara, lebih mudah berinteraksi”, ungkap Gita.

Menjalani profesi dosen

Suasana kelas saat Gita mengajar. Photo ©Gita Listia

Berawal dari ketidaksengajaan, lagi-lagi Dialux, rekan Gita meminta bantuan untuk mengisi materi tentang Dialux. Sampai akhirnya Gita memutuskan untuk mendaftar sebagai dosen di jurusan Interior LaSalle College. Setahun kemudian, beliau juga mendaftar dosen di BINUS.

Gita memiliki motivasi untuk membagikan ilmu yang dia dapatkan, meskipun sampai sekarang beliau masih terus belajar. “Saya merasa perlu menyampaikan apa yang tidak saya dapatkan pas kuliah S-1 dulu” ucapnya. Selain itu, untuk meningkatkan ketertarikan anak muda terhadap lighting.

Apa yang diajarkan oleh Gita merupakan hasil kilas balik dari pengalaman mendapatkan mata kuliah lighting saat S-1, adaptasi dari perkuliahan semasa master, dan pengalaman waktu kerja.

Pada bagian introduction, Gita menjelaskan profesi lighting designer dan tahap mengerjakan proyek lighting design.

Gita berusaha menerapkan pembelajaran dua arah. Beliau selalu memberikan pekerjaan rumah/assignment dan excercise atau tugas yang dikerjakan saat di kelas. Presentasi untuk mengungkapkan pikiran mahasiswa tentang topik assignment itu. Contoh assignment yang diberikan tentang topik good and bad lighting untuk memberikan persepsi yang sama terhadap lighting design.

Untuk finale project, beliau menugaskan mahasiswa untuk mendesain ulang, tugas studio sebelumnya dengan mempertimbangkan lighting berdasarkan materi lighting design yang telah didapat.

Harapan untuk lighting design

Proyek lighting Musem Asia Afrika mendapatkan penghargaan Honorable Mention LIT Awards 2024. Lighting design © Lichticle and Photo © Sigit Hartanto

Untuk menutup wawancara, Gita menyampaikan harapannya terhadap lighting design di Indonesia:

  1. Mencari generasi baru junior lighting designer (fresh graduate) itu susah. Harapannya dengan terjun di pendidikan, akan lebih banyak lighting designer muda.
  2. Selain itu, kalaupun tidak berprofesi sebagai lighting designer, setidaknya ketika anak-anak muda mendesain itu aware atau mempertimbangkan lighting.
  3. Lebih banyak praktisi yang terjun di dunia pendidikan lighting design.
  4. Lebih banyak event yang mengedukasi anak muda dan masyarakat tentang pentingnya lighting, posisi lighting design dalam sebuah proyek.

Baca juga Mengapa Penting Belajar Lighting Design?

Total
0
Shares
Previous Article

Pengalaman mengikuti Color and Shadow Workshop by Light Talk

Next Article

Voltage Drop

Related Posts
Total
0
Share