Follow
Don't be left behind

Enter your email address to subscribe and receive notifications of new posts by email.

Pengalaman Mengikuti Lighting Course Part 2

Lighting tidak dapat hanya dipelajari dan dilihat saja, tetapi dialami secara langsung

Setelah memahami dasar kontras untuk lighting design yang telah dijelaskan pada artikel sebelumnya. Misi pada course kali ini, praktik bagaimana mendesain pencahayaan untuk ruangan sesuai fungsi. Sebelum sampai pada tahap tersebut, hal yang perlu dipelajari, layers of light (lapisan pencahayaan):

Teori Lighting

Richard Kelly, pioner lighting designer, merumuskan lapisan pencahayaan ada tiga yaitu:

Ambient luminenscene: cahaya yang menciptakan ambience “suasana”. Cirinya cahayanya seragam dan merata.

Cahaya yang mengisi volume ruang secara merata. Photo by Nadia Hristova on Unsplash

Focal Glow: lapisan pencahayaan yang menarik perhatian dan membuat orang fokus pada obyek tertentu.

Cahaya yang menyorot obyek tertentu yang mengarahkan fokus pengamat. Photo by Chris Abney on Unsplash

Play of Brilliance: kemerlap cahaya yang membangkitkan antusias, ketertarikan, dan dapat ditandai dengan mata yang tambah terbelalak ketika melihatnya “excite the eyes”

Kemerlap cahaya yang membangkitkan rasa antusias, ketertarikan. Photo by Jordan Steranka on Unsplash
Layers of light dalam satu scene, ambience luminescene dan focal glow. Dokumentasi Pribadi

Pelajaran tentang Ambience Light

Ambience Light

Apa itu ambience light? Ambience light dapat didefinisikan sebagai cahaya yang mengisi volume ruang. Karakteristik ambience light memiliki komponen cahaya yang halus dan tidak berbayang. Cahayanya seragam dan tidak ada hierarki (tidak ada kontras).

Ambience light menggunakan linear dengan posisi lampu ada di plafon, menghasilkan highlight dan bayangan lebih tajam (kontras tinggi). Dokumentasi Pribadi
Ambience light menggunakan glow panel pada ketinggian 1.6 meter di sebelah kanan dan kiri. Suasana yang terbentuk lebih intimate karena sumber cahaya dekat. Selain itu, kontras rendah. Dokumentasi Pribadi
Ambience light menggunakan glow panel dari atas, pencahayaan lebih merata. Dokumentasi Pribadi.

Ambience light dapat dicapai dengan berbagai cara downlight, glow panel dari atas, linear light, dan glow panel dari samping kanan dan kiri.

Perubahan ambience light menggunakan beberapa sumber cahaya. Dokumentasi pribadi

Ada dua hal penting yang perlu diatur untuk ambience light yaitu: 1. Intensitas (terang/redup) 2. Color temperatur (cool/warm). Perubahan kedua hal ini dapat mengatur suasana.

Ambience light berperan penting dalam menentukan suasana dari ruangan. Sementara, suasana ditentukan mengikuti fungsi ruang. Sebagai tambahan, ambience light juga memicu (trigger) emosi ketika berinteraksi dengan lighting di dalam ruang. Contohnya, pencahayaan kamar tidur, membutuhkan suasana yang rileks dan cenderung redup.

Secara umum, dengan menerapkan ambience light yang sesuai sudah cukup memenuhi fungsi ruang. Akan tetapi untuk menambah added value dan visual clue biasanya ditambahkan accent light.

Pengalaman mengenai ambience light

Ada pengalaman dan pengetahuan menarik ketika mengikuti course ini. Pada saat mengerjakan tugas pertama, mengatur ambience light. Sekitar jam 11 siang, saya dan teman-teman cenderung yang memilih cahaya dengan cool, natural white. Pada saat itu, cahaya warm terasa “panas”. Namun, setelah istirahat makan siang sekitar jam 2, ambience light yang kami pilih berwarna warm dan terasa nyaman. Hal ini sangat menarik dan tidak kami sadari mengapa bisa begitu? Ternyata hal ini berkaitan dengan circadian rhythm.

Sebelum jam istirahat, body clock sedang pada fase alert atau melek/bangun yang mana lebih cocok dengan warna cool. Sebaliknya, setelah jam istirahat body clock memasuki fase rileks sehingga cocok dengan warna warm.

Ambience light menggunakan cove lighting dan linear light. Cove light menghasilkan suasana yang lebih soft sedangkan linear light memberikan highlight dan bayangan lebih tajam. Dokumentasi pribadi

Ada hal yang menarik lainnya ketika mengalami dan merasakan langsung lighting di experience room. Ketika ambience light diubah-ubah, kami peserta course mendeskripsikan sesuai yang kita rasakan contohnya:””seperti ada yang menekan kepala dari atas”, panas, bikin ngantuk, suasana spa, suasana adzan maghrib. Itulah kata-kata pribadi yang hanya bisa keluar ketika mengalami lighting secara langsung.

Praktik menerapkan Lighting Design untuk Ruangan

Studi kasus yang diberikan pada sesi ini untuk mendesain pencahayaan living room dengan sofa dan meja.

Pertama yang dilakukan adalah memilih ambience light. Pada sesi ini ambience light yang dipilih glow panel dari sisi kiri dan kanan, lebih memberikan suasana intimate (dekat). Accent light diperlukan untuk mengarahkan fokus obyek paling penting di ruang tersebut yaitu sofa untuk duduk dan istirahat.

Jika hanya menggunakan accent light saja (lihat gambar di bawah sebelah kiri) pengguna akan merasa kurang nyaman karena silau. Setelah adanya ambience light menjadi balance dan lebih nyaman duduk di sofa tersebut.

Peserta mengarahkan sudut lampu ke sofa menggunakan adjustable downlight. Photo © Abdi Ahsan
Accent light. Dokumentasi Pribadi
Accent light dan ambience light. Dokumentasi Pribadi

Refleksi pribadi, saya awalnya mengira lighting design harus menerapkan banyak lampu atau banyak yang disorot. Tetapi setelah mengikuti course ini, ternyata ambience light yang paling penting menciptakan suasana, karena pada saat di experience room, saya merasakan perbedaan suasana jika intensitas dan warna diubah. Sementara accent light ditambahkan untuk memberikan fokus kemana mata harus tertuju.

Total
0
Shares
Previous Article

Pengalaman Mengikuti Lighting Course Part 1

Next Article

Pentingnya Meningkatkan Kesadaran Mengenai Lighting Design

Related Posts
Total
0
Share