Follow
Don't be left behind

Enter your email address to subscribe and receive notifications of new posts by email.

Daylighting

Louis Kahn + Alex Roman = Poetic Light

Pengolahan daylighting oleh Louis Kahn diterjemahkan oleh Alex Roman menjadi Poetic Light dalam film pendeknya : Exeter (2009). Ini film favorit yang walaupun sudah ditonton berulang kali, tapi tidak menjadi bosan. Setiap kali melihat, selalu ada pelajaran baru di sana.

Kalau ada yang bertanya : mengapa daylight banyak di bahas di dalam dunia lighting design, dimana kebanyakan dalam pekerjaannya menggunakan artificial light? Yaa.. pertama, lighting designer harus berbekal kepekaan terhadap cahaya. Ini yang akan menjadi referensinya dalam menilai sebuah lighting ambiance, lalu memberikan masukan untuk menyempurnakannya. Kedua, artificial light dimulai dengan mereplika apa yang terjadi di alam : daylight. Banyak karakter cahaya yang dapat diamati, dipelajari dan kemudian diterapkan, direplika ataupun di-reinvent ke dalam ligting design.

Exeter (2009) : a short movie by Alex Roman – see more video in Luminapedia Youtube chanel

Dengan kemahirannya memahami dan mengolah daylight, Louis Kahn boleh dibilang adalah seorang light guru. Bisa disaksikan di film Exeter di atas, bagaimana cahaya menjadi elemen yang tidak hanya penerang dalam ruang, tetapi juga membuat layer baru yang melekat di dalam arsitektur. Sebuah layer etheral yang membuat definisi ruang dan bentuk juga memberikan nilai tambah estetika.

Alex Roman adalah seorang 3D visualizer yang memiliki telenta luar biasa dalam mengintepretasikan cahaya. Alex dengan piawai menggambarkan reaksi ruang dan material terhadap cahaya yang dimasukkan oleh Louis Kahn. Highlight dan shadow, refleksi dan refraksi, juga kolaborasi daylight dan artificial light .. layer lighting naik kelas menjadi poetic light.

Enjoy 😎

Total
0
Shares
Previous Article

Near Future Concept : Levitation Light

Next Article
green field rising moon under a starry sky

Lighting untuk Rileks di Rumah

Related Posts
Total
0
Share